Bersama Mereka yang Luar Biasa

Rabu, 24 Februari 2016



Kisah Senyuman Tanpa Batas
Sang Anak-anak Luar Biasa





Hari begitu cerah bersama sinar matahari yang bersahabat dengan keceriaan pagi.
Menjadikan embun meleleh ketika kehangatannya mulai menampakkan dalam dunia ini
Saat yang kami persiapan selama beberapa waktu dengan perjuangan jerih payah mengejar ilmu dan pengalaman. Tak mengenal lelah dan menyerah kali ini kami bersama mereka yang kerapkali dipandang sebelah mata oleh siapa saja yang merasa hanya dirinya sempurna. Mereka yang kadang tak dianggap keberadaannya karena tak mampu berbuat apa-apa.

Di sisi lain ketika kami memandang dengan sorotan serius. Memang ia terlahir dengan kekurangan pada sebagian jiwa maupun rohani. Hingga tak banyak dari mereka terkucilkan karena perbedaan yang merasa menjadi cambuk dalam hidup mereka. Namun, di sini lah mereka tetap bertahan hidup meski serba kekurangan bagai duri  yang tajam menusuk hidup. Tertawa di atas kekurangannya agar mampu mengurangi beban yang sering mereka rasakan.

Tak ada yang perlu mereka sesali, karena memang inilah kehendak Ilahy. Bukan suatu hal yang tidak mungkin terjadi bila suatu saat nanti kehendak-Nya nyata tampak kan abadi. Ya, hanya satu hal kecil yang cukup direnungi dalam hidup ini. Bahwa kesempatan hidup hanya satu kali. Maka haruslah mampu dimanfaatkan sebaik mungkin. Dan merekalah yang Luar Biasa tetap dapat tersenyum lebar bersama hangatnya mentari pagi, mereka tetap tersenyum manis bersama badai yang telah menerjang, mereka akan terus tersenyum bahagia dalam kisah indah yang mereka coba rajut dalam hidup mereka.


Akhlak Mulia yang Menjadi Perhiasan Berharga

Selasa, 23 Februari 2016



Secercah untaian kata mengiringi nada-nada 
Meliuk lirih pada melodi yang menyuara
Mendadak terhentak hati ini untuk berhenti berdetak
Terpesona oleh sebuah keindahan ciptaan-Nya
Dalam khayalan melukiskan kesempurnaan
Wanita yang mulia pertama ketika nampak aura ia
Berseri penuh wangi aroma surga di dunia
Tak akan ada yang mampu menandingi jiwa tegar dalam iman
Menggenggam selalu tasbihnya di telapak tangan
Mulut manisnya yang basah akan dzikr kepada Sang penentram jiwa
Tak sedikitpun raganya menyentuk pada kemungkaran
Kain panjang yang senantiasa menjauhkannya dari para bedebah murka
Yang selalu menjerat segalanya pada zaman tanpa hukum adanya
Namun ia tegar akan setiap ujian yang bertubi-tubi menghampiri
Hanya cukup dengan keyakinan yang besar ia pasrahkan
Kepada Sang pemilik sah seluruh alam raya ini
Tersimpuh patuh  tak terlupakannya pada sepertiga malam 
Mencurahkan seluruh bait-bait doa selama hidupnya
Hingga menetes butiran air matanya ketika mengingat dosa yang membalutnya
Padahal dalam setiap derap kaki ia melangkah hanya untuk memenuhi perintah-Nya
Namun bagi ia tetap masih saja hina di hadapan-Nya
Duhai wanita perhiasan dunia...

Syukuri Rahmat-Nya Hujan

Rabu, 17 Februari 2016
Karena Ni'mat Butiran Hujan



Setiap tatap mata mengarah pada keresahan insan
Mengeluh selalu ketika langit mulai berubah
Harapan mereka jadi sirna katanya
Sebab sejuta rencana menjadi tertunda 
Kata-kata kasar menghiruk pikuk keluar 
Sungguh tak dihiraukan lagi apa yang kan terjadi nantinya
Ketika titik-titik hujan menetes jatuh ke bumi
Kerlingan mata kembali menyorot tajam pada langit
Banyak dari mereka mendesah sebal tak terkendali
Padahal hujan senantiasa memberi keindahan
Memenuhi setiap kekurangan pun pula kerusakan 
Ingin mereka yang lalu ketika kekeringan terjawab nyata
Kini hujan yang deras mengalirkan rahmat-Nya
Namun tak pernah disadari jua oleh insan-insan di dunia
Inikah balasan dari apa yang telah di terima dari kesempurnaan nikmat
Coba kembali renungkan setetes hujan setiap harinya
Coba kembali resapi rahmat-Nya yang turun dalan butiran air hujan
Agar kita mampu tersenyum syukur atas anugerah-Nya

Sebab Butiran Air Mata

Selasa, 16 Februari 2016


Hingga Ujung Perjuangan Ini



Tatkala merenung menjadi sebuah harapan satu
Melangkah kaki yang hendak bertemu
Pada setitik jawaban akan kepastian yang semu
Dalam keheningan rasa dalam keramaian suasana
Bersandiwara pada balutan senyuman untuk semua
Jejak-jejak mimpi terus mengakui akan hakekat dunia
Demikian daku mencoba menjadi kisah yang abadi
Bertempur hebat oleh jutaan tantangan yang menerjang
Menjadi hambatan nyali yang tangguh hingga kan goyah
Pikirku pada janji-janji suci tuk tetap menapak antara bebatuan di jalanan
Sampai hembusan nafas terakhir jiwa raga tetap jadi perjuangan
Mengerti akan penyesalan masa lalu yang kelam menghanyutkan
Semakin memahami pula akan keras tajam hidup di dunia
Meski air mata terus berlinang di pipi
Air mata yang menjadi arti nyata perasaan ini
Ungkapan yang belum mampu terungkap jelas
Hanya dalam sujud bersimpuh pada-Nya akan kelemahan